Kemarin, tepatnya tanggal 21 April, di negara saya hari yang jatuh pada tanggal itu adalah hari yang penting, hari yang bersejarah, hari yang sangat amat prestisius. Karena pada tanggal itu lah seorang wanita Indonesia yang akan selalu dikenang dan diingat, dan namanya akan selalu ada dalam buku sejarah negara ini dilahirkan. Ya, 21 April adalah hari dimana RA Kartini dilahirkan, dan menjadi tanggal yang penting bagi negara ini.
Banyak hal yang dilakukannya untuk negara ini, yang paling penting bagaimana beliau berusaha mengangkat harkat, martabat, dan derajat kaum wanita. Memang bukan hanya dia yang mencoba melakukan hal itu, tapi kenapa justru tanggal lahirnya yang dijadikan tanggal yang penting, kenapa bukan yang lain?. Jujur saja, saya jugatidak tau kenapa harus tanggal lahir RA. Kartini yang dijadikan tanggal yang punya sejarah, sama sekali tidak tau.
Tapi terlepas dari itu, hari ini harusnya adalah hari dimana kita harus kembali merenungkan apa-apa yang telah dilakukan oleh beliau. Kita disini yang saya maksud adalah kita sebagai rakyat Indonesia dan para wanita di negara ini pada khususnya. Merenungkan apa yang telah beliau lakukan. Apakah hanya direnungkan?, tentu saja tidak. Kita juga harus meneruskan perjuangan beliau. Kita karus berusaha bagaimana perjuang beliau itu tidak sia-sia. Terutama bagi kaum yang dia perjuangkan, harusnya mempunyai semangat dan spirit yang lebih dalam meneruskan perjuangan beliau.
“ITU YANG SEHARUSNYA TERJADI DI NEGARA INI BILA MEMANG KITA MENGHARGAI PERJUANGAN BELIAU”
Tapi, apa yang terjadi sekarang?, banyak hal yang terjadi, dimana hal itu sangatlah tidak menghargai perjuangan beliau. Banyak kejadian yang terjadi karena kurangnya penghargaan terhadap wanita, baik penghargaan itu dari kaum laki-laki bahkan karena tidak dijaganya kehormatan dirinya oleh wanita itu sendiri.
Sangat tidak sesuai apa yang terjadi saat ini dengan apa yang diperjuangkan oleh beliau. Jangankan menaikan nilai wanita itu sendiri, malah yang terjadi sekarang adalah beramai-ramai menurunkan nilai wanita.Tidak sedikit wanita yang merendahkan harkat, martabat dan derajatnya sendiri. Makin Banyaknya PSK hal itu membuktikan harkat, martabat dan derajat wanita itu bisa diukur dengan uang, atau dengan materi.
Tidak sedikit wanita yang bangga berpakaian setengah telanjang didepan umum dengan dalih ini adalah mode, ini adalah trend, ini adalah gaul, yang dia merasa bahwa dengan alasan itu dia bisa mempertontonkan tubuhnya kepada siapa pun, dan dimana pun. Padahal dengan berpakaian seperti itu dia tidak lebih dari seorang LONTE, wanita penjaja Seks, PSK, Pelacur atau yang lain sejenisnya.
Ada yang lebih parah, yang sangat prihatin kita melihatnya. Seorang ibu yang berpenampilan sangatanggun dengan berpakaian serba tertutup dari kepala sampai kaki, berjalan berdampingan bersama anak perempuannya yang berpakaian setengah telanjang seperti seorang PEREK. Kalau dikatakan si ibu tidak punya agama yang baik tidak mungkin si ibu memakai pekaian yang serba tertutup, jikalau begitu harusnya ibu itu mengajarkan kepada anaknya untuk berpakaian bagaimana layaknya seorang wanita yang beragama. Tapi kenapa bisa?, si ibu berjalan dengan santai bersama putrinya yang berpakaian seperti itu. Apa si ibu tidak risih melihat putrinya berpakaian seperti itu? Berpakaian seperti para wanita yang punya profesi PELACUR. PSK, LONTE, atau profesi lainnya yang sejenis.
Tidak hanya pakaian saja, bahwa prilaku dalam pergaulan sehari-haripun juga tidak menjaga harkat, martabat dan derajat dirinya sendiri. Dengan mudahnya dia memegang seorang pria, atau ketika seorang pria mau memegang tangannya, dia tidak melarang. Ketika dia digoda oleh pria, bukannya marah atau melawan malah tertawa senang, bahkan ada yang malah meminta untuk digoda, walaupun secara tersirat permintaannya tersebut. Serendah itukah nilai seorang wanita saat ini?
Padahal dalam perjuangannya RA.Kartini tidak pernah berpakaian seperti yang banyak dipakai saat ini, atau berprilaku seperti banyak wanita saat ini. Kemajuan zaman bukan alasan untuk menyamarkan antara pantas dengan tidak pantas. Menghilangkan batas antara wajar dengan tidak wajar. Tapi hendaknya kemajuan zaman seharusnya wanita khususnya dan semua orang pada umumnya lebih bisa menaikan nilai wanita itu dengan cara-cara yang lebih elegan, cara yang lebih anggun, dan cara yang lebih intelek, sehingga usaha untuk menaikan nilai wanita itu bisa berjalan lebih efektif dan efisien.
0 comments:
Posting Komentar